Budidaya Maggot Memanfaatkan Sampah Organik sebagai Alternatif Pakan Ternak
Budidaya Maggot
Memanfaatkan Sampah Organik sebagai Alternatif Pakan Ternak
Dwi Rahayu Ambarwati,umineraihan@gmail.com, Dinkes_klaten
Sampah organik merupakan bahan sisa atau limbah yang berasal dari bahan alami yang dapat terurai seperti daun kering, sayur-sayuran atau buah-buahan yang sudah layu, tanaman, hewan dan sebagainya. Tanpa adanya penangulangan yang baik, sampah semakin lama akan semakin menumpuk dan akan berakibat serius untuk lingkungan serta kesehatan keluarga dan masyarakat. Salah satu cara mengatasi penumpukan sampah organik yang terus bertambah yaitu dengan memanfaatkan media budidaya ulat/maggot lalat
BSF (Black Soldier Fly) sebagai alternatif pembuatan pakan ternak.(Alizahatie, 2019)
Maggot merupakan organisme yang berasal dari telur lalat BSF (Black Soldier Fly) yang menjadi salah satu agen biokonversi atau pengurai untuk menciptakan tepung BSF. Kandungan nutrisi pada maggot sangat menjanjikan dan terbukti memiliki kandungan nutrisi yang mirip dengan pakan ikan. Maggot menjadi salah satu alternative pakan yang mengandung protein hewani tinggi kisaran 30-45%.(Azir et al., 2017)
Tujuan pembuatan pakan ternak dari maggot lalat BSF dengan menggunakan sampah organik rumah tangga yaitu dapat meringankan para peternak untuk meningkatkan kualitas hewan ternak dengan biaya yang lebih terjangkau. Selain itu budidaya maggot ini memiliki tujuan lain yaitu memberikan tambahan penghasilan dari sampah organik yang dimiliki serta dapat mengurangi volume sampah yang mencemari lingkungan.(Kementrian Pertanian, 2016)
Langkah-langkah budidaya maggot dari sampah organik:
- Mempersiapkan alat dan bahan
- Ember/ wadah
- Air sekucupnya.
- EM4 atau Yakult (merk minuman)
- Kantong plastik (lebih baik dibeli di tempat berkebun)
- Royco (penyedap masakan)
- Gula pasir dan Dedak
- Membuat wadah maggot
- Mencacah sampah organik
- Memasukkan cacahan sampah ke dalam wadah budidaya maggot
- Menutup wadah budidaya maggot dengan kain yang berpori dan meletakkannya di tempat lembab dan terhindar dari sinar matahari langsung.
- Melakukan pengecekan secara berkala disetiap hari untuk memastikan volume sampah berkurang.
- Maggot yang sudah besar kemudian dipindahkan ke wadah lainnya, maggot dapat dipisahkan dari sisa sampah mengunakan mesin ayak. Setelahnya maggor dapat digunakan sebagai pakan ternak.
Proses budidaya maggot:
- Telur BSF ditetaskan pada media hatchery dengan pemberian media pakan yang sifatnya lembut dan mudah ditembus oleh maggot kecil, seperti buah-buahan, ampas tahu, atau ampas kelapa. Pemberian pakan sehari sekali berupa 5 kg pakan basah per wadah untuk 3 gram telur lalat.
- Telur tidak boleh diletakkan langsung di atas media organik karena kelembaban media bisa membuat telur rusak dan mati. Sehingga perlu media penampang untuk telur yang terbuat dari bahan kawat dan kasa nyamuk atau kain lain.
- Anakan maggot akan hidup dalam wadah selama 5-7 hari setelah telur menetas. Setelah ukuran maggot mencapai 3-4cm pindahkan ke dalam reactor/biopon.
- Reaktor/ biopond, adalah wadah larva maggot yang akan menghabiskan sampah organik yang harus mengandung 70-80% air.
- Biopon bisa berupa lantai yang memiliki sistem drainase dengan mengalirkan cairan yang dihasilkan oleh maggot untuk dimanfaatkan cairannya.
- Maggot sensitif terhadap suhu dan cahaya, sehingga harus diberi tutup tambahan apabila reaktor terlalu terang. Suhu ideal budidaya maggot adalah antara 24°C hingga 30°C.
- Proses pemanenan maggot harus dipanen saat maggot umur 15-20 hari. Maggot dapat dipanen menggunakan cangkul, dan diletakkan dalam keranjang industri untuk dibawa ke mesin ayak. (Budiyanto et al., 2019)
Pengolahan maggot dari sampah organik memberikan dampak positif dalam mengurangi tumpukan sampah rumah tangga, menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan dari segi pemanfaatan sampah tersebut. Dan juga dapat meningkatkan penghasilan karena memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran, serta dihasilkan pupuk organik sisa media tumbuh maggot lalat BSF.
Daftar Pustaka
Alizahatie, H. (2019). Budidaya Black Soldier Fly Dengan Memanfaatkan Limbah Rumah Tangga Sebagai Alternatif Pakan Ikan Air Tawar Dan Unggas. Litbang Pertanian Kota Blitar, 1(1), 1–30.
Azir, A., Harris, H., & Haris, R. B. K. (2017). Produksi dan Kandungan Nutrisi Maggot (Chrysomya Megacephala) Menggunakan Komposisi Media Kultur Berbeda. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan Dan Budidaya Perairan, 12(1), 34–40.
Budiyanto, A., Purnomo, C. W., Sarastuti, D., Alchusnah, R. H., Yusmiyati, & Noviyani, P. (2019). Pengolahan Sampah Organik Dengan Black Soldier Fly (BSF). In Buku Saku Pengabdian Masyarakat RSA UGM dan PIAT UGM (Vol. 1).
Kementrian Pertanian. (2016). Lalat Tentara Hitam Agen Biokonversi Sampah Organik Berprotein Tinggi. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. https://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/2557