Fogging atau PSN??Efektif yang Mana??
Sahabat Sehat, musim penghujan akan datang lagi. Apa yang akan menyambut kita selain titik-titik air hujan?
Dengan hujan, airnya dapat membuat tanaman subur karena mengandung nutrisi penting, seperti nitrogen, magnesium, dan kalium. Air hujan juga memiliki pH yang ideal untuk tanaman.
Dengan hujan, tanaman mendapatkan manfaat antara lain, selain itu, air hujan juga memiliki manfaat lain untuk tanaman, seperti:
- Membantu tanaman menyerap nitrogen yang diperlukan untuk proses metabolisme
- Membantu membersihkan tanah dari kotoran dan polutan
- Membantu melepaskan nutrisi penting bagi tanaman melalui karbon dioksida
- Membantu menjaga kelembapan tanah
- Membantu proses penguraian bahan organik di tanah, sehingga memproduksi humus yang baik untuk kesuburan tanah
Namun di sisi lain, hujan juga meningkatkan risiko munculnya demam berdarah dengue (DBD). Mengapa demikian? Demam berdarah dengue (DBD) sering terjadi pada awal musim hujan karena nyamuk Aedes aegypti yang menularkan virus dengue akan berkembang biak dengan cepat di musim tersebut. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
- Curah hujan tinggi menyebabkan genangan air yang ideal untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
- Telur nyamuk yang belum menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan.
- Nyamuk Aedes aegypti akan hidup lebih lama jika tingkat kelembapan tinggi selama musim hujan
Telur nyamuk Aedes aegypti berwarna hitam dengan ukuran ± 0,80 mm, berbentuk oval yang mengapung satu persatu pada permukaan air yang jernih, atau menempel pada dinding tempat penampung air. Telur dapat bertahan sampai ± 6 bulan di tempat kering.
Habitat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti: drum, tangki reservoir, tempayan, bak mandi/wc, dan ember.
- Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti: tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, bak kontrol pembuangan air, tempat pembuangan air kulkas/ dispenser, talang air yang tersumbat, barang-barang bekas (contoh : ban, kaleng, botol, plastik, dll).
- Tempat penampungan air alamiah seperti: lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu dan tempurung coklat/karet, dll
Bagaimana Perilaku Nyamuk Dewasa? Setelah keluar dari pupa, nyamuk istirahat di permukaan air untuk sementara waktu. Beberapa saat setelah itu, sayap meregang menjadi kaku, sehingga nyamuk mampu terbang mencari makanan. Nyamuk Aedes aegypti jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya sedangkan yang betina mengisap darah. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia daripada hewan (bersifat antropofilik). Darah diperlukan untuk pematangan sel telur, agar dapat menetas. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk mengisap darah sampai telur dikeluarkan, waktunya bervariasi antara 3-4 hari.
Aktivitas menggigit nyamuk Aedes aegypti biasanya mulai pagi dan petang hari, dengan 2 puncak aktifitas antara pukul 09.00 -10.00 dan 16.00 -17.00. Aedes aegypti mempunyai kebiasaan mengisap 48 darah berulang kali dalam satu siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit. Setelah mengisap darah, nyamuk akan beristirahat pada tempat yang gelap dan lembab di dalam atau di luar rumah, berdekatan dengan habitat perkembangbiakannya. Pada tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telurnya. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakkan telurnya di atas permukaan air, kemudian telur menepi dan melekat pada dinding-dinding habitat perkembangbiakannya.
Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik/larva dalam waktu ±2 hari. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat menghasilkan telur sebanyak ±100 butir. Telur itu di tempat yang kering (tanpa air) dapat bertahan ±6 bulan, jika tempat-tempat tersebut kemudian tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat.
Fogging adalah tindakan pengasapan dengan bahan pestisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk secara luas. Tetapi fogging hanya efektif dalam membunuh nyamuk dewasa tidak untuk larva, telur, ataupun jentik nyamuk. Fogging menggunakan pestisida dimana efek negatif dan resistensi akan terjadi jika dilakukan terus menerus dan tidak sesuai indikasi.
Fogging memiliki beberapa dampak negatif, di antaranya:
- Fogging tidak efektif membunuh telur, jentik, dan larva nyamuk.
- Fogging dapat mencemari lingkungan dan berisiko menyebabkan keracunan insektisida pada penduduk sekitar.
- Fogging dapat membuat nyamuk menjadi resisten (kebal dan tak mati karena fogging)
Racun serangga yang digunakan untuk fogging adalah golongan organophosporester insectisida seperti malation, sumithion, fenithrothion, perslin, dan lain-lain. Paling banyak dan sering digunakan adalah malation. Insektisida malation sudah digunakan oleh pemerintah dalam fogging sejak tahun 1972 di Indonesia. Namun untuk pelaksanaan fogging dengan fog machine, malation harus diencerkan dengan penambahan solar atau minyak tanah
Fogging sangat mencemari lingkungan dan akhirnya mencemari manusia. Selain itu, tindakanfogging harganya mahal dengan hasilnya yang tidak begitu signifikan bahkan akan membuat nyamuknya menjadi resisten (kebal dan tak mati karena fogging).
Masihkah Anda cinta lingkungan kita?
Paparan malation dengan kejadian kelainan gastrointestinal (saluran cerna). Ditemukan bahwa wanita hamil yang terpapar malation mempunyai risiko 2,5 kali lebih besar anaknya menderita kelainan gastrointestinal.
Malation ini mengakibatkan gagal ginjal, gangguan pada bayi baru lahir, kerusakan gen dan kromosom pada bayi dalam kandungan, kerusakan paru, dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Malation juga diduga mempunyai peran terhadap 28 gangguan, mulai dari gangguan gerakan sperma hingga kejadian hiperaktif pada anak.
Belum lagi bahaya dari solar yang menjadi bahan pengencer malation. Hasil pembakarannya mengikat hemoglobin (Hb) dalam darah dibandingkan oksigen. Selain itu, racun hasil pembakarannya mengakibatkan radang paru-paru (sembuh 6-8 minggu), penyumbatan bronchioli (dapat meninggal 3-5 minggu), serta iritasi dan produksi lendir berlebihan pada saluran napas
Bahaya dari pestisida termasuk insektisida dalam penanganan DBD dapat menimbulkan dampak kronis pada tubuh.
- Sistem Syaraf, berupa masalah ingatan yang gawat, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpuhan, kehilangan kesadaran dan koma;
- Perut,berupa muntah-muntah, sakit perut dan diare;
- Sistem kekebalan dan keseimbangan hormon.
Dampak jangka panjang yang mungkin disebabkan oleh racun tersebut akan bersifat karsinogenik (pembentukan jaringan kanker pada tubuh); mutagenik (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang); teratogenik (kelahiran anak cacad dari ibu yang keracunan), dan residu sisa berbahaya bagi konsumen.
Menghilangkan jentik-jentik nyamuk (larva) itu lebih mudah daripada mengendalikan saat sudah menjadi nyamuk dewasa. Untuk itu masyarakat dihimbau untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan sekitar mereka dengan menerapkan 3M Plus. Tapi apakah kalian sudah tahu apa itu PSN 3M Plus ? PSN adalah sebuah gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M Plus.
Pengertian dari 3M adalah :
- Menguras,
Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampungan air lemari es dan lain-lain
- Menutup
Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya
- Mendaur ulang
Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yag menularkan demam berdarah.
Plus nya yaitu kegiatan pencegahan DBD lainnya, seperti
- Menaburkan bubuk larvasida (bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
- Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
- Menggunakan kelambu saat tidur.
- Menaruh ikan di penampungan air.
- Menanam tanaman pengusir nyamuk.
Kewaspadaan memang perlu ditingkatkan dikarenakan kemungkinan perkembangbiakan nyamuk akan meningkat terutama di musim hujan, sehingga sering menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah Dengue (DBD) pada saat musim penghujan. Mari kita sama-sama lakukan 3M Plus agar lingkungan dan keluarga kita bisa terhindar bahaya DBD.
Pradana, dkk dalam penelitian berjudul Effectiveness of Mosquito Breeding Site Eradi The Effectiveness of Mosquito Breeding Site Eradication an Role of Wiggler Controller toward Countermeasure Effort of Dengue Hemorrhagic Fever in Klaten, Central Java menunjukkan hasil bahwa efektivitas Program PSN di Kabupaten Klaten untuk menanggulangi DBD sudah cukup efektif. Peran faktor predisposisi terhadap Program PSN dalam upaya menanggulangi DBD adalah sebagai pendorong pelaksanaan Program PSN.
Pelaksanaan Program PSN harus dilakukan secara rutin dan teratur hal ini karena jentik nyamuk Aedes aegypti tidak hanya hidup dan berkembang biak pada musim penghujan saja tapi juga pada musim kemarau terutama musim kemarau menjelang musim penghujan. Hasil dari observasi di lapangan ditemukan bahwa pada awalnya masyarakat masih belum begitu yakin akan Program PSN untuk pencegahan dan penanggulangan DBD. Masyarakat masih menganggap bahwa fogging merupakan cara yang paling baik dalam menanggulangi DBD.
Sahabat Sehat, mari ingat kembali. Fogging apa PSN ya?
Kandungan malathion dalam fogging juga menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan
manusia, yaitu dapat menimbulkan kerusakan paru dan penurunan sistem
kekebalan tubuh. tindakan fogging membuat nyamuk menjadi resisten (nyamuk kebal dan tidak mati).
Referensi :
- Aisyah, Andi Syarifah. Faktor Risiko Dan Efektivitas Fogging Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Puskesmas Pontap Kota Palopo. 2019.Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar. http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/ 5052/2/19_ K012171049_Tesis(FILEminimizer)
- Hasyimi, Mardjan Soekirno, Dkk. Dampak Fogging Insektisida Malathic Fendona, Cynoff Dan Icon Terhadap Ang Jentik Nyamuk Aedes Aegypti https://media.neliti.com/media/publications-test/156466-dampak-fogging-insektisida-malathion-fen-22d3bbb2.pdf
- Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2009). Profil pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. Jakarta: P2PL Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. - Pradana, Riska Chandra, dkk. The Effectiveness of Mosquito Breeding Site Eradication and
Role of Wiggler Controller toward Countermeasure Effort of Dengue Hemorrhagic Fever in Klaten, Central Java https://media.neliti.com/media/publications/235216-the-effectiveness-of-mosquito-breeding-s-fde1a4
(Ditulis oleh : Anis Sih Retno, S.Si.T., M.Kes)