Ecoenzym Alternatif Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Yang Ramah Lingkungan

Ecoenzym Alternatif Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Yang Ramah Lingkungan

Ecoenzym

Alternatif Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Yang Ramah Lingkungan

Dwi Rahayu Ambarwati,umineraihan@gmail.com, Dinkes_klaten

 

Pendahuluan

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan berbentuk padat berupa zat organik maupun anorganik yang dianggap sudah tidak digunakan lagi (Septiani et al., 2021). Semakin meningkatnya jumlah kepadatan penduduk akan mempengaruhi volume sampah setiap harinya. Tanpa kita sadari, sampah yang menumpuk akan menimbulkan dampak bagi lingkungan dan kesehatan. Gas metana yang dikeluarkan dari sampah yang dibuang dapat memerangkap 21x lebih banyak panas daripada CO2 sehingga memperburuk pemanasan global. Selain itu, akan menimbulkan biaya yang mahal jika tidak segera dilakukan alternatif dalam penanganannya.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 21,88 juta ton pada 2021. Dari hasil tersebut, Jawa Tengah menyumbang sampah terbesar di Indonesia yaitu 3,65 juta ton. Posisi kedua diduduki oleh Jawa Timur dengan sampah sebanyak 2,64 juta ton (Mahdi, 2021).

Komposisi sampah berdasar sumber sampah paling banyak tahun 2021 adalah sampah rumah tangga (40,8%) dibanding di pusat perniagaan (18,2%) dan pasar tradisional (17,3%). Sedangkan komposisi sampah berdasar jenis sampah paling banyak adalah sisa makanan (40,5%), plastik (17,2%) dan kayu/ranting/daun (13,1%) (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2021).  Artinya, perlu adanya solusi dari permasalahan yang timbul dari sampah rumah tangga yang berasal dari sampah organik berupa sisa makanan tersebut. Dengan penanganan sampah di lingkup rumah tangga, maka akan mengurangi volume sampah di TPA dan dampak negatif yang ditimbulkan juga akan semakin berkurang.

Salah satu alternatif pengolahan sampah organik yang ramah lingkungan dan hemat adalah dengan dibuatnya ecoenzym. Formula ecoenzym ditemukan oleh pendiri asosiasi pertanian Thailand, Dr.Rosukon Poompanvong dan dikenalkan lebih luas oleh seorang peneliti Naturopathy dari Malaysia, Dr. Joean Oon.

Apa itu Ecoenzym ?

Ecoenzym adalah cairan hasil olahan fermentasi limbah dapur organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air. Ciri fisik ecoenzym berwarna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat. 

Pada dasarnya, ecoenzym mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna. (Imron, 2019).

Manfaat Ecoenzym Bagi Kehidupan Sehari-hari

Produk pembersih yang sering kita gunakan dalam rumah tangga biasanya mengandung banyak zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Ecoenzym yang dihasilkan dari sampah organik dapat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari dan menghasilkan produk yang dapat menggantikan produk berbahan kimia yang kita pakai sehari-hari. Manfaat tersebut antara lain : 

  1. Pembersih lantai alami
  2. Pembersih alat rumah tangga alami
  3. Deterjen dan pelembut alami
  4. Sabun cair alami
  5. Membersihkan pestisida dan kuman pada sayur dan buah
  6. Membersihkan udara dari racun, polusi dan menghilangkan bau

Cara Pembuatan Ecoenzym

  1. Alat dan Bahan :
  • Air             : air isi ulang, air galon, air sumur, air buangan AC, Air PAM yang didiamkan selama minimal 24 jam (agar kaporit mengendap dan bisa dipisahkan) dan Air Hujan yang yang ditampung langsung dari langit (TIDAK melalui genteng dan pipa) dan sebaiknya diendapkan 24 jam) 
  • Gula : molase, gula merah tebu, gula aren, gula kelapa, gula lontar (selain gula pasir)
  • Sisa sayur dan buah : semua sisa buah dan sayur dapat digunakan kecuali yang sudah dimasak (direbus, digoreng, ditumis), busuk, berulat, berjamur, berminyak (seperti kelapa dan ampasnya), kering atau keras (kayu) (Eco Enzyme Nusantara, 2021).
  • Wadah yang dapat digunakan yakni wadah berbahan plastik yang memiliki tutup bermulut lebar, ukuran wadah boleh besar/kecil. Tidak disarankan menggunakan wadah dari logam, kaca, dan yang bermulut sempit

 

  1. Komposisi

Eco-enzyme à Air 10 (liter/ml) : gula 1 (kg/gr) : sisa buah dan sayuran 3 (kg/gr)

Volume maksimal air à  60% volume wadah

Contoh :

Volume wadah = 10 L, maka

Volume air maksimal = 6 L = 6kg = 6000 gram

Maka komposisi à Air 6000 gram + Gula 600 gram + Sisa buah/sayur 1.800 gram

  1. Langkah-Langkah Pembuatan
  2. Bersihkan wadah dari sisa sabun atau bahan kimia
  3. Masukkan 6000 gram air ke dalam ember plastik dan 600 gram gula merah
  4. Masukkan sisa kulit buat atau sayur 1.800 gram ke dalam wadah (Sisakan ruang untuk proses fermentasi. Oleh karena itu jangan isi wadah hingga penuh)
  5. Tutup rapat sampai panen (Pastikan wadah tertutup serapat mungkin)
  6. Beri label pembuatan dan tanggal panen
  7. Simpan wadah di tempat dingin, kering, dan memiliki ventilasi yang baik. 
  8. Hindari sinar matahari langsung dan jangan disimpan di dalam kulkas
  9. Setelah 3 bulan, panen eco-enzyme akan selesai dan dapat digunakan (Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, 2021)

Yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan eco-enzym yakni :

- Tidak ada keharusan buka dan aduk

- Tidak ada keharusan meremas BO

- Pastikan wadah tertutup serapat mungkin

Untuk menghindari kontaminasi,tempatkan wadah larutan fermentasi di tempat yang

  • Tidak terkena sinar matahari langsung
  • Memiliki sirkulasi udara yang baik
  • Jauh dari Wi-Fi, WC, tong sampah, tempat pembakaran sampah, dan bahan-bahan kimia.

 

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. (2021). CARA PEMBUATAN ECO-ENZYM. Pemerintah Kabupaten Buleleng Dinas Pertanian. https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/berita_instansi/42-cara-pembuatan-eco-enzym

Eco Enzyme Nusantara. (2021). MODUL BELAJAR PEMBUATAN ECO-ENZYME.

Imron, M. (2019). Eco Enzyme. Zero Waste Indonesia. https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/eco-enzyme/

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2021). CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN SAMPAH. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN). https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

Mahdi, M. I. (2021). Indonesia Hasilkan 21,88 Juta Ton Sampah pada 2021. Data Indonesia. https://dataindonesia.id/ragam/detail/indonesia-hasilkan-2188-juta-ton-sampah-pada-2021

Septiani, U., Oktavia, R., Dahlan, A., Tim, K. C., & Selatan, K. T. (2021). Eco Enzyme : Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Produk Serbaguna di Yayasan Khazanah Kebajikan. Jurnal Universitas Muhamadiyah Jakarta, 02(1), 1–7.

 

 

What's Your Reaction?

like
0
dislike
0
love
0
funny
0
angry
0
sad
0
wow
0